Jumat, 28 Februari 2014

“IBU”



“Ibu”, setap anak pasti punya ibu. Tidak mungkin kan seorang anak lahir tanpa ibu.  hehehehe (kecuali nabi tentunya). Walupun tidak semua anak yang dapat merasakan kasih sayang dari ibunya dalam waktu yang lama (sampai dewasa bahkan sampai tua), namun beruntunglah bagi mereka yang masih mempunyai ibu. Ibu yang sangat mencintai dan menyayanginya.

Pernahkah kita sebagai anak berfikir dan merenung betapa besar pengorbanan ibu kepada kita ? mulai dari mengandung selama sembilan bulan, kemudian melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya. Bayangkan betapa sakitnya seorang ibu ketika melahirkan, namun tatkala mendangar suara tangis anaknya yang baru lahir, semua rasa sakit yang dirasakannya seakan lenyap berganti dengan rasa bahagia yang tiada terkira. Sungguh luar biasa pengorbanan seorang ibu. Belum lagi merawat kita sebagai anaknya, menyusui, memandikan, membersihkan kotoran kita ketika kita buang air, tanpa rasa jijik walaupun beliau sementara makan. Mungkin ada yang berkata ‘itukan sudah tanggungjawabnya”, betul, betul sekali, seorang ibu bertanggungjawab atas kelangsungan hidup anaknya sehingga dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang akan selalu merawatnya, dan seorang ibu tidak akan pernah meminta imbalan dan balas jasa ketika anaknya telah tumbuh dewasa dan menjadi orang sukses. Pernahkah seorang ibu yang datang kepada anaknya dan berkata “saat ini kamu telah sukses, maka sekarang saya datang untuk meminta sebagian hartamu sebagai bayaran atas jasa jasa dan pengorbananku merawat mu sejak kecil”, “Seandainya aku tidak merawatmu semasa engkau kecil, tidak mungkin engkau menjadi orang seperti ini”, Tentu tidak. Malah dia akan merasa segan datang, dan menghormatimu sebagai seorang yang telah sukses walaupun dia tau bahwa kau adalah anakanya yang lahir dari rahimnya. Tatkala seorang ibu membutuhkan bantuan, dia akan datang kepadamu dan berkata “nak, aku lagi butuh uang, tolong pinjami ibu, nanti setelah ibu punya uang akan ibu ganti”. Dan yakinlah setelah dia mempunyai uang pasti dia ganti. Seorang ibu akan lebih nyaman tinggal digubuk reotnya ketimbang tinggal dirumah mwah sang anak, Kenapa? Karena diia takut merepotkan anaknya, dia takut menjadi beban bagi anaknya, dia takut anaknya merasa malu punya ibu seperti dia, dia takut anaknya dicemooh orang karena punya ibu seperti dia. Semasa anaknya kecil, dia akan melakukan apa saja (asal halal) demi menghidupi anak anaknya, Semua demi anaknya.
Sebagai anak pernahkah kita berfikir untuk membahagiakannya ? Sangat sedikit diantara kita yang berfikir untuk membahagiakan ibunya. Malah sebaliknya, ibunya yang selama ini merawatnya dengan penuh cinta dan kasih sayang hingga dia tumbuh dewasa dan menjadi orang sukses justru menjadikan ibunya sebagai pembantu. Betul, ibunya tinggal bersamanya dirumah mewah dengan segala fasilitas yang lengkap, namun kehadiran ibunya dirumah itu tidak ubahnya bak seorang pembantu, yang mengurus segala keperkuan rumah tangganya, mencuci, memasak dan semua pekerjaan rumah tangga dibebankan kepada ibunya. Segala fasilitas mewah yang ada dirumahnya tidak pernah dirasakan oleh ibunya dan bukan tidak mungkin sang ibu ditempatkan di kamar belakang bersama pembantunya yang lain.

Seorang ibu tidak akan pernah meminta belas kasih dari anaknya, namun sebagi anak kita harus tau diri. Mari kita renungkan betapa besar rasa cinta dan kasih sayang sang ibu kepada kita, jadi seyogyanyalah kita untuk memberikan seteguk kebahagian kepada ibu. Kebahagiaan  tidak hanya diukur dari segi harta yang kita berikan, namun dengan berbuat baik kepad ibu itu sudah cukup untuk memberikan sedikit senyum bahagia. Berbuat baiklah kepada ibumu, hormatilah dia, cintai dan sayangilah dia, janganlah menjadi anak yang durhaka.

0 komentar

Posting Komentar