“Ibu”, setap anak pasti punya
ibu. Tidak mungkin kan seorang anak lahir tanpa ibu. hehehehe (kecuali nabi tentunya). Walupun tidak
semua anak yang dapat merasakan kasih sayang dari ibunya dalam waktu yang lama (sampai
dewasa bahkan sampai tua), namun beruntunglah bagi mereka yang masih mempunyai
ibu. Ibu yang sangat mencintai dan menyayanginya.
Pernahkah kita sebagai anak
berfikir dan merenung betapa besar pengorbanan ibu kepada kita ? mulai dari
mengandung selama sembilan bulan, kemudian melahirkan dengan mempertaruhkan
nyawanya. Bayangkan betapa sakitnya seorang ibu ketika melahirkan, namun
tatkala mendangar suara tangis anaknya yang baru lahir, semua rasa sakit yang
dirasakannya seakan lenyap berganti dengan rasa bahagia yang tiada terkira. Sungguh
luar biasa pengorbanan seorang ibu. Belum lagi merawat kita sebagai anaknya,
menyusui, memandikan, membersihkan kotoran kita ketika kita buang air, tanpa
rasa jijik walaupun beliau sementara makan. Mungkin ada yang berkata ‘itukan
sudah tanggungjawabnya”, betul, betul sekali, seorang ibu bertanggungjawab atas
kelangsungan hidup anaknya sehingga dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang
akan selalu merawatnya, dan seorang ibu tidak akan pernah meminta imbalan dan
balas jasa ketika anaknya telah tumbuh dewasa dan menjadi orang sukses. Pernahkah
seorang ibu yang datang kepada anaknya dan berkata “saat ini kamu telah sukses,
maka sekarang saya datang untuk meminta sebagian hartamu sebagai bayaran atas
jasa jasa dan pengorbananku merawat mu sejak kecil”, “Seandainya aku tidak
merawatmu semasa engkau kecil, tidak mungkin engkau menjadi orang seperti ini”,
Tentu tidak. Malah dia akan merasa segan datang, dan menghormatimu sebagai
seorang yang telah sukses walaupun dia tau bahwa kau adalah anakanya yang lahir
dari rahimnya. Tatkala seorang ibu membutuhkan bantuan, dia akan datang
kepadamu dan berkata “nak, aku lagi butuh uang, tolong pinjami ibu, nanti
setelah ibu punya uang akan ibu ganti”. Dan yakinlah setelah dia mempunyai uang
pasti dia ganti. Seorang ibu akan lebih nyaman tinggal digubuk reotnya
ketimbang tinggal dirumah mwah sang anak, Kenapa? Karena diia takut merepotkan
anaknya, dia takut menjadi beban bagi anaknya, dia takut anaknya merasa malu
punya ibu seperti dia, dia takut anaknya dicemooh orang karena punya ibu
seperti dia. Semasa anaknya kecil, dia akan melakukan apa saja (asal halal)
demi menghidupi anak anaknya, Semua demi anaknya.
Sebagai anak pernahkah kita
berfikir untuk membahagiakannya ? Sangat sedikit diantara kita yang berfikir
untuk membahagiakan ibunya. Malah sebaliknya, ibunya yang selama ini merawatnya
dengan penuh cinta dan kasih sayang hingga dia tumbuh dewasa dan menjadi orang
sukses justru menjadikan ibunya sebagai pembantu. Betul, ibunya tinggal
bersamanya dirumah mewah dengan segala fasilitas yang lengkap, namun kehadiran
ibunya dirumah itu tidak ubahnya bak seorang pembantu, yang mengurus segala
keperkuan rumah tangganya, mencuci, memasak dan semua pekerjaan rumah tangga
dibebankan kepada ibunya. Segala fasilitas mewah yang ada dirumahnya tidak
pernah dirasakan oleh ibunya dan bukan tidak mungkin sang ibu ditempatkan di
kamar belakang bersama pembantunya yang lain.
Seorang ibu tidak akan pernah
meminta belas kasih dari anaknya, namun sebagi anak kita harus tau diri. Mari kita
renungkan betapa besar rasa cinta dan kasih sayang sang ibu kepada kita, jadi
seyogyanyalah kita untuk memberikan seteguk kebahagian kepada ibu. Kebahagiaan tidak hanya diukur dari segi harta yang kita
berikan, namun dengan berbuat baik kepad ibu itu sudah cukup untuk memberikan
sedikit senyum bahagia. Berbuat baiklah kepada ibumu, hormatilah dia, cintai dan
sayangilah dia, janganlah menjadi anak yang durhaka.
0 komentar
Posting Komentar