Dua pulih sembilan tahun yang
lalu, di sebuah desa keci terpencil yang jauh dari dari keramaian dan
kebisingan kota, terlahir seorang bayi yang mungil lucu dan menggemaskan. Suara
tangisan sang bayi memecah ketegangan di rumah itu. Dengan peralatan seadanya
dan bahkan tidak ada dan hanya dibantu oleh seorang dukun beranak dan para
tetangga, sang ibu melahirkan bayinya dengan selamat. Alhamdulillah... dan
itulah Aku.
Tinggal disebuah desa yang
terpencil nan asri sungguh merupakan berkah buatku. Meski jauh dari keramain dan
hiruk pikuk perkotaan namun mampu bemberikan beribu makna bagiku. Sehingga
sering aku mengatakan bahwa desaku adalah surgaku. Makna gotong royong dan arti
sebuah kekeluargaan begitu kental terasa. Dimana mana dapat ditemui arti dari
pentingnya gotong royong. Hampir semua pekerjaan dilakukan secara gotong
royong, membangun rumah, berkebun, malaksanakan suatu hajatan (acara) entah itu
pernikahan, khataman quran, aqiqah dan sebagainya.
Kicau burung dipagi hari seakan
menyambut dan memberi salam kepada penduduk yang akan memulai aktifitas
kesehariaannya, baik petani maupun nelayan. Tatkala malam tiba, bunyi jangkrik
seakan sebagai pertanda bahwa kesibukan hari ini segera diakhiri dan harus
berisitirahat untuk melanjutkan kegiatan esok harinya, dan seketika itu pula
gelap gulita akan menyelimuti desa, yang nampak hanya rumah rumah penduduk yang
diterangi dengan pelita. Dari rumah rumah penduduk samar samar terdengar
lantunan ayat ayat suci alquran yang lebih menambah religius suasana desa.
Lekukan gunung yang mengelilingi
desa dan bentangan laut yang begitu luas bak lukisan seniman yang dibuat
seindah mungkin untuk kemudian dipajang dan dipertontonkan kepada khalayak,
namun untuk memilikinya harus mengeluarkan kocek yang begitu besar. Maha besar
Allah.. yang telah memberikan keindahan ini secara gratis tanpa harus
mengeluarkan biaya sedikit pun.
Desaku sungguh indah, Tak ada
kebisingan kendaraan yang lalu lalang sehingga membuat udara desa yang begitu
sejuk. Sungguh suatu desa yang sangat indah, nyaman nan asri. Panorama alamnya
begitu sedap dipandang mata membuat yang memandanganya terdecak kagum. Sungguh
indah ciptaan-Mu ya Allah..
Namun,.. itu semua seakan lenyap
dari desaku. Kemajuan dan perkembangan seakan menggeser budaya yang selama ini
telah hidup dimasyarakat. Budaya gotong royong kini seakan hilang. Keindahan
desa yang dulu mengundang rasa kagum kini seakan lenyap bak ditelan bumi.
Dahulu budaya gotong royong digalakkan namun kini semua berganti dengan uang,
semua serba uang. Keindahan desa yang ditopang dengan pegunungan yang indah dan
bentangan laut yang begitu luas kini diganti dengan gedung gedung perkantoran.
Gunung dikikis laut ditimbun. Mata pencaharian masyarakat yang notabene adalah
petani kini harus berfikir untuk menghidupi keluarganya karena lahan kebun yang
selama ini mereka miliki harus dikorbankan demi pembangunan gedung gedung pemerintah,
ditambah lagi bahaya air pasang yang disebabkan seringnya air laut ditimbun
untuk dijadikan sebagi tempat pembangunan kantor dan anjungan. Masyarakat yang
dulu hidup bergotong royong saling membantu, kini seakan hidup sendiri sendiri.
Seakan tidak mau peduli dengan tetangga disekitarnya. Udara pagi yang begitu
segar tanpa polusi kini harus berganti dengan asap kendaraan yang lalulang dari
pagi hingga pagi lagi. Sungguh tak kusangka perbuhan yang terjadi begitu cepat.
Namun demikian perubahan ini pun
membawa dampak positif dimana desa yang dulunya sunyi kini berangsur angsur
menjadi ramai dan bahkan menjadi pusat pemerintahan, sehingga dengan sendirinya
mendorong peningkatan taraf hidup masyaraskat yang ada di desa. Jika dahulu
anak anak didesaku yang bersekolah hingga jenjang menengah pertama bisa
dihitung jari apalagi sampai sarjana (sepertinya tidak ada) namun kini mereka
seolah masyarakat sadar akan pentinya pendidkan bagi anak anak mereka , hal ini
munegkin disebabkan dari kenyataan yang mereka saksikan langsung bahwa kemajuan
kota semakin lama akan semakin mengikis bagi mereka yang tidak berpendidikan.
Namun jangan salah, pendidikan yang tanpa dibarengi dengan iman dan akhlak yang
baik justru akan membuat malapetaka.
Kemajuan lain yang dapat dirsakan
oleh masyarakat adalah dibukanya jalan
yang menghubungkan kota (pasar) dengan desa. Jika dahulu penduduk harus
pergi kepasar menempuh jarak yang begitu jauh dengan berjalan kaki atau dengan
perahu dayung, kini sudah bisa menikmati angkutan kota atau ojek yang setiap
saat bisa digunakan. Hal lain yang
paling menonjol dari perubahan ini adalah masuknya listrik, sehingga kini
penduduk dapat merasakan dan menikmati desa yang terang benderang. Jika dahulu
keadaan desa gelap gulita kini keadaanya terbalik. Untuk pergi keluar malam pun
kini sudah tidak ada penghalang lagi. Jika dahulu penduduk keluar malam akan
berfikir karena keadaan desa yang gelap gulita ditambah lagi jalan yang hanya
merupakan jalan setapak, namun kini sungguh keadaanya berbalik.